Untuk pertama kalinya saya merasa bahagia dan bangga setelah
dinyatakan lulus di Universitas Syiah Kuala tepatnya pada Fakultas Pertanian
jurusan Manajemen Agribisnis tahun 2014. Disini saya banyak mendapatkan hal
baru seperti teman baru, suasana baru, kebersamaan dan solidaritas. Terkadang
solidaritas disini bukan dalam artian seperti biasanya. Tapi, solidaritas dalam
kehidupan mahasiswa dapat berupa hal-hal kecil seperti membantu teman bahkan
solidaritas disini bisa juga bersifat negatif namun mempunyai makna yang cukup
besar dan masih banyak lagi. Untuk fakultas pertanian memiliki 2 kampus yaitu
kampus lama dan kampus baru. Kampus lama adalah kampus dimana saya dan kawan
serta senior belajar. Kampus boleh saja lama tapi wawasan dan pengetahuan harus
baru.
Kegiatan mahasiswa
di D3 MAB ada yang dari pagi sampai sore
jadwal kuliahnya padat malah ada juga yang tidak ada jadwal. Namun, 1
hal yang paling mengganggu pikiran mahasiswa yaitu disaat dosen memberi tugas.
Terkadang tugas yang diberikan diluar kemampuan mahasiswa, malah ada juga
saking banyaknya tugas mahasiswa tidak bisa bernafas. Nah, kalau pun ada
mahasiswa yang bilang diluar kemampuannya itu namanya mahasiswa apatis dan
tidak pernah memperhatikan saat dosen menerangkan. Mahasiswa harus terbiasa dengan
tugas sebanyak apapun itu karena itu latihan untuk menuju yang lebih baik.
Ada satu masa yang
paling tidak disukai mahasiswa selain tugas dari dosen. Yah, apalagi kalau
bukan Masa Orientasi. Masa orientasi ini mahasiswa tidak bisa bisa berbuat
apa-apa. Yang bisa dilakukan hanya menunduk karena kalau senyum salah, ngejawab
senior salah, diam pun juga salah. Hufff masa-masa sulit yang harus dilalui.
Tapi kalau dikenang lebih menyenangkan daripada mengenang tugas dari dosen.
Jurusan pertanian saat orientasi sangat menyenangkan apalagi disaat tangan
dicelupkan ke dalam ember yang berisi taik lembu yang sudah dicampur dengan air
dan makan nasi satu piring lebih dari 3 dan 4 orang. Walaupun begitu sudah
dilewati, soal rasa tak perlu ditanya tapi cukup dibayangkan saja.
Awalnya saya
berpikir kalau D3 bebas dari Skripsi dan ternyata saya salah. Mahasiswa D3
dituntut untuk lebih handal dalam praktik daripada teori. Seperti yang kita
ketahui S1 harus menyelesaikan Skripsi namun di D3 harus menyelesaikan TGA. Pikiran
campur aduk dan tidak ada rasa lagi
apalagi kalau ngebayangin saat sidang dan seminar. Seorang teman selalu bilang
“Segala sesuatu itu tak perlu dibayangin tapi cukup dijalanin saja dan masalah
itu untuk dihadapi bukan untuk dihindari. Sepahit dan sesulit apapun itu akan
selalu ada jalan keluarnya kalau kita percaya pada ALLAH. MAN JADDA
WAJADA…..
Semangat adalah kunci menuju kesuksesan J J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar